Kupang, ZonaNTT.Com – Forum Solidaritas Mahasiswa Belu (FOSMAB) Kupang dengan tegas menilai bahwa Pemerintah Daerah (PEMDA) Belu tidak menunjukkan keseriusan yang mampu dalam menangani persoalan yang menimpa Asrama Belu.
Isu mengenai kondisi asrama tersebut bukanlah hal baru bagi masyarakat Kabupaten Belu, terutama bagi FOSMAB Kupang yang telah secara konsisten mengangkatnya dalam setiap pergantian kepemimpinan.
Setiap tahun, terutama saat terjadi pergantian kepemimpinan di FOSMAB Kupang, para pemimpin yang baru terpilih selalu melakukan pertemuan dengan para pejabat terkait di Kabupaten Belu.
Namun, hasil dari pertemuan-pertemuan tersebut seringkali hanya berupa janji belaka. Bahkan pada November 2023 lalu, mantan ketua umum FOSMAB Kupang periode sebelumnya, Godefridus Mau, bersama dengan ketua umum yang baru, Eduardus Wilfrid Leto, masih harus kembali melakukan audiensi dengan Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah Belu untuk membahas persoalan Asrama Belu.
Meskipun pihak PEMDA Belu berjanji untuk segera merenovasi asrama tersebut pada awal tahun 2024, namun hingga saat ini, belum ada tindak lanjut yang konkret.
Aleto, panggilan akrab dari Eduardus Wilfrid Leto, menegaskan bahwa ia terus melakukan tindak lanjut baik melalui pertemuan langsung maupun melalui media online seperti WhatsApp.
Aleto juga menekankan bahwa perjuangan FOSMAB Kupang bukanlah semata-mata untuk kepentingan organisasi mereka, melainkan demi kepentingan seluruh Kabupaten Belu.
Mereka berharap agar PEMDA Belu dapat menangani persoalan ini dengan serius, tanpa sekadar memberikan janji-janji kosong.
Jika hingga bulan April 2024 tidak ada respons yang memadai dari PEMDA, FOSMAB Kupang siap untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Belu.
FOSMAB Kupang juga mengajak seluruh elemen masyarakat Belu untuk bersatu suara dalam menuntut penyelesaian yang segera dan adil terhadap persoalan Asrama Belu ini.