Soekarno, Sang
Bapak Bangsa pernah berkata tatkala dia ditanya mengenai apa kekuatanya
sehingga sulit dikalahkan bangsa barat: “ Bukan Saya yang kuat, tetapi Rakyat
saya yang kuat. Jika ingin hancurkan saya, hancurkan rakyat saya ” simple dan
mendalam. Sebuah pernyataan nasionalisme yang perlu direfleksikan oleh setiap
anak bangsa.
Pemilih cerdas
Memilih antara TIRANI & NURANI Tirani menunjukkan seorang pemimpin yang
mengandalkan kekuasaan, kekayaan dan kekuatannya di hadapan rakyatnya yang
lemah. Nurani menunjukkan seorang pemimpin yang menaruh kepercayaan penuh pada
Kekuatan Rakyatnya di mana dia akan menjadi abdi Negara.
Ada sebuah
kesalahan kolektif yang menjadi persepsi keliru dari masyarakat kita. Apakah
kesalahan itu? Kesalahan itu adalah masyarakat serba mengandalkan pemimpin
sebagai jaminan kesejahteraan. Memandang pemimpin sebagai final design
perbaikan hidup adalah sebuah kesalahan kolektif. Dulu di era bar-bar
(primitif) kepemimpinan sangatlah strategis.Kini di era kompetensi, era
kompetisi, era kemandirian, era mananjemen dan era transparansi dimensi kepemimpinan
menjadi minor. Mengandalkan pemimpin sebagai perubah nasib bersama adalah
kesalahan patal.
Mengapa
demikian? Karena pemimpin sebenarnya hanyalah pelayan. Pelayan dari potensi
terpendam masyarakat. Bahkan bukankah seorang pemimpin terlahir dari rakyat?
Tak ada pemimpin tanpa rakyat dan rakyat akan selalu ada sekalipun pemimpin
absen. Pemimpin itu muncul bergantian dari potensi individu yang terbentuk
karena realitas rakyat. Rakyatlah sumber kekuatan kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan bersama. Dalam tubuh rakyatlah potensi kesejahteraan terpendam.
Karena pemimpin
di era kini banyak terlahir karena proses demokrasi dan setiap periode berganti
maka jangan serahkan harapan sepenuhnya pada pemimpin. Bila pergantian
kepemimpinan itu tidak ada jaminan lebih baik maka “kedaulatan kesejahteraan”
harus ditangan rakyat bukan ditangan para pemimpin. Jangan menyerahkan harapan
perbaikan kesejahteraansepenuhnya pada pemimpin yang selalu berganti. Harapan
itu ada pada tubuh rakyat sendiri.
Pemimpin
hanyalah “asesoris demokrasi” dalam upaya manajemen pemerintahan sebagai
institusi pelayan publik. Bila rakyat terlalu menyerahkan masa depan pada para
pemimpin dan partai politik maka rakyat akan dipermainkan. Sebaiknya rakyatlah
(sebagai pihak yang dilayani) seharusnya memainkan/mempermainakan partai
politik/politisi dan peran para pemimpin.
Rakyat tidak
akan menjadi korban politik kepemimpinan dan partai politik bila berdaya dan
cerdas. Kesejahteraan, kecerdasan dan kemandirian rakyat akan menghindarkan
proses menggadaikan harapan pada pemimpin/partai politik dalam membangun
kesejahteraan.
Semoga Selamat Menentukan Pilihan Kita
Tuhan Memberkati
Semoga Selamat Menentukan Pilihan Kita
Tuhan Memberkati


Emoticon