Lambat waktu menyajikan kata
Aksara cinta yang tidak sudi terbaca
Rasa yang dahulu sempat kandas
Muncul dalam balutan nada indah
Kembali, hujan menepuk pundak kasar
Lantunan lagu doa mengiringi hati yang meragu
Aku berdiam disini memikirkanmu
Setia mengingatmu dalam doa yang senyap
Di tempat yang kusebut sunyi ini
Aku masih setia menuliskan namamu dalam lembaran doa
Kepalan tangan yang terkatup
Masih aku memastikan pada Tuhan kau baik-baik saja
Kini, ada yang ingin kuakui padamu
Tentang rasa tersulit yang terlanjur merajut dalam hati
Mengepakkan kembali sayap yang pernah patah
Mengajakku menggapai angan-angan bahagia
Bolehkah kukatakan sekali lagi
Aku mencintaimu
Dalam usia yang panjang
Dalam waktu yang menyebut banyak hal telah menghilang
Dari tempat ini
Di bawah remang cahaya purnama
Aku bermain dengan waktu
Mencumbu bayanganmu erat
Menatapmu dari jauh
Melihat senyummu meski hanya sebatas lirikan halus
Mendengar tawamu di tengah riuh
Aku mencintaimu dan ini cukup
Cukup bagiku untuk mengetahui keadaanmu
Cukup bagiku mencintaimu seperti ini
Dalam sunyi dan sendiri
Dalam rintik maupun sinar
Aku mencintaimu
Setabah awan yang menampung uap air
Seikhlas bumi yang selalu menerima jatuhnya hujan
Seindah warna pelangi setelah hujan mereda
Aku mencintaimu
Meski kalimat ini takkan sampai padamu
Aku mencintaimu
Meski kau tidak bersedia mendengar
Aku mencintaimu dan aku menyukai ini
Menatapmu dalam diam
Menyebut namamu dalam senyap
Debar jantung yang bersembunyi
Kau, jatuh cinta terbaik yang pernah kualami
Perasaan rela mencintai meski tak harus berbalas rasa
Aku tidak merasa perlu memikirkan
Apakah harus kau juga mencintaiku atau tidak
Dan ini menyenangkan
Aku mencintaimu
Dengan seluruh keseluruhan rasa yang diciptakan semesta
Di antara ribuan bintang yang setia berkelip menemani malam
Di bawah atap sinar purnama yang memukau
Kau tetap kucintai di lubuk hati terdalam
Tidak lagi aku menyimpan duka
Tentang bagaimana mencintai tanpa balasan
Karena nyatanya menemukan senyummu di gelap malam temaram
Hatiku pun tersenyum kala menatapmu
Gerak tubuhmu yang halus membius
Gelak tawamu yang merdu membasuh rindu
Aku masih bisa dengan bebas memikirkanmu
Meski tidak bisa menggapai sosokmu yang elok
Katakanlah aku pengecut
Karena dengan diam-diam memuja keelokan parasmu
Tanpa sedikitpun berani untuk menyampaikan rasa
Yang setia membenamkan diri dalam duka hati
Benar, aku tidak berani memujamu dari dekat
Kau begitu indah dan aku tidaklah cukup berharga untuk menatap warna matamu yang rupawan
Aku hanya mampu seperti ini
Mencintaimu dalam jarak yang cukup untuk kunikmati
Mengerti, akhirnya aku mengerti
Inilah rasanya mencintai tanpa banyak berkata
Hanya rasa yang timbul seperti letupan
Mengiringi langkahku untuk semakin mencintaimu
Sekali lagi, aku mencintaimu
Aku mencintaimu dengan kerelaan yang sungguh
Mencintai dengan ikhlas dan rela
Mencintai tanpa mengharap balas


Emoticon