Sulteng, ZonaNTT.Com – Dahulu kala, Sulawesi Tengah gempar dengan kehadiran sebuah jembatan yang menjelma menjadi ikon tak terlupakan.
Jembatan yang mengubah wajah daerah tersebut, disebut dengan nama Jembatan Kuning atau yang sering disebut Jembatan V di Kota Palu, mencuri perhatian sebagai jembatan pelengkung pertama di Indonesia.
Namun, takdir berkata lain saat gempa dahsyat melanda pada tahun 2018, merobohkan keagungan Jembatan Kuning hingga tak bisa diselamatkan lagi.
Kerusakan parah tersebut membawa duka dan kehilangan bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Namun, dari reruntuhan itulah kini muncul kisah kebangkitan, di mana pemerintah setempat bersama-sama memulai perjalanan membangun kembali keajaiban arsitektur tersebut.
Tak hanya sekadar renovasi, melainkan reinkarnasi megah dari Jembatan Kuning yang kini juga dikenal sebagai Jembatan Ponulele.
Proyek ambisius ini tidak hanya menjadi simbol keberanian, tetapi juga menandakan awal dari era baru pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tengah.
Keunikan proyek ini terletak pada pendekatan baru dalam pembangunan, dengan memperoleh bantuan besar dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA).
Dana hibah senilai 2,5 miliar yen atau sekitar Rp325 miliar mengalir sebagai bentuk solidaritas antarbangsa.
Pembangunan Jembatan Ponulele yang dimulai pada tahun 2022 menjadi proyek kolaboratif antara Indonesia dan Jepang, memadukan keahlian teknis dengan nilai-nilai kebersamaan.
Dengan panjang mencapai 250 meter, jembatan ini membetang anggun di atas Sungai Palu, memberikan harapan baru dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.
Kabar baiknya, proyek ini diperkirakan akan menyelesaikan konstruksi pada tahun 2024, mengembalikan gemerlap dan keindahan yang pernah menjadi ciri khas Sulawesi Tengah.