Jakarta, ZonaNTT.Com -Berbagai lembaga ekonomi asing secara aktif memberikan analisis mengenai prospek ekonomi Indonesia di bawah potensi kepemimpinan Prabowo Subianto.
Fitch Rating, sebuah perusahaan pemeringkat kredit Amerika, menyatakan bahwa kebijakan ekonomi Indonesia kemungkinan besar tidak akan mengalami perubahan drastis di bawah Prabowo, namun, terdapat ketidakpastian terkait kebijakan fiskal jangka menengah.
Fitch memproyeksikan pertumbuhan PDB riil Indonesia akan tetap sekitar atau sedikit di atas 5%, sejalan dengan kondisi sebelum pandemi.
Meskipun kebijakan moneter dan fiskal diharapkan mendukung stabilitas makroekonomi, Fitch mencatat bahwa risiko fiskal jangka menengah meningkat, terutama terkait beberapa janji kampanye Prabowo, seperti program makan siang dan susu gratis di sekolah yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya.
Laporan Moody’s Analytics juga menyoroti kemenangan Prabowo, dengan hasil resmi yang diperkirakan diumumkan pada Maret.
Prediksi dari lembaga ini sejalan dengan Fitch, mencerminkan kelanjutan kebijakan ekonomi populer Jokowi.
Dalam konteks ini, Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, mencatatkan keprihatinan terkait potensi pertambahan utang jika Prabowo melanjutkan program infrastruktur dan peningkatan belanja pertahanan.
Kepergian Sri Mulyani dianggap dapat memperparah kekhawatiran investor terkait disiplin utang publik.
Analisis dari Channel News Asia menyebutkan bahwa kebijakan Prabowo untuk melanjutkan gaya koalisi besar dan program infrastruktur besar yang diperkenalkan oleh Jokowi dapat mengakibatkan peningkatan utang pemerintah.
Spekulasi tentang kemungkinan mundurnya Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono, dan Retno Marsudi menambah ketidakpastian di tengah transisi pemerintahan.
Prabowo dihadapkan pada tantangan untuk memilih menteri pengganti dengan hati-hati agar dapat meredakan kekhawatiran investor internasional dan memastikan kesinambungan dalam kebijakan ekonomi.
Tantangan ini semakin kompleks dengan potensi kepergian Sri Mulyani, yang dianggap sebagai salah satu andalan pemerintahan sebelumnya.
Dengan demikian, pilihan menteri yang cermat dan strategis diharapkan menjadi fokus utama dalam upaya Prabowo untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan memenuhi harapan investor internasional.